Saya bukan salah satu dari banyak orang cendikiawan. Tapi kemampuan dalam membaca situasi dan kondisi dapat saya simpulkan
Problem sosial merupakan tanggungjawab bersama. Jangan memposisikan seseorang dari kekuasaan, jabatan, pengatahuan atau kemampuan retorika yang sangat pantas untuk menuntaskan problem sosial.
Semua yang terlibat dalam satu kesatuan serta terstruktur dalam sebuah wadah ini bisa saja mampu menuntaskan problem hari ini. Tanamkan keyakinan dalam diri. Senjata ini cukup ampuh dalam berbagai konteks.
Tidak mempunyai pengaruh dalam arti kekuasaan atau sifat kharismatik namun keyakinan yang kuat sangat berpeluang jika sejalan dengan niat baik tentunya.
Untuk itu jangan mudah mengecap stigma pada orang yang mempunyai kekuasaan atau mungkin orang yang tidak sama sekali berperan dalam dinamika perubahan. Karena setiap orang punya rencana sendiri dalam menerapkan idenya.
Ciri negatif itulah yang mengakibatkan kognisi sosial kita ambruk. Kemampuan mencernah perasaan dan kesadaran tidak lagi terkontrol. Akibatnya timbul polemik-polemik yang bebas berkeliaran di lini masa.
Sangat disayangkan. Hidup ini tidak rumit, kita saja yang merumitkan. Hidup ini indah, kita saja yang tidak mengindahkan.
Saya akhiri tulisan ini dengan mengutip kata-katanya Mbak Najwa Shihab. "Indonesia butuh anak muda yang ber-peran, bukan baperan.
Hehe, salam literasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
RUMAH BIRU YANG PENUH CERITA
Oleh: Indah Tetiray Hai anak-anak muda Pernakah terpikirkan olehmu akan nasib masa depanmu? Jikalau engkau memikirkannya Selipkan sebuah wad...
-
Oleh : Jhoel Jahapay 5 Kapasitas dasar yang sebenarnya harus dimiliki oleh pemerintah desa Khususnya Kepala Desa dalam rangka untuk bis...
-
Saya bukan salah satu dari banyak orang cendikiawan. Tapi kemampuan dalam membaca situasi dan kondisi dapat saya simpulkan Problem sosial ...
-
Oleh: Indah Tetiray Hai anak-anak muda Pernakah terpikirkan olehmu akan nasib masa depanmu? Jikalau engkau memikirkannya Selipkan sebuah wad...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar